Tuesday, 6 January 2015

Bunga Rampai kegiatan Muhammadiyah Western Australia


. Muhammadiyah WA, Perth - 2015

Tak terasa penghujung tahun 2014 M telah terlewati, musim pun telah berganti summer. Saat dimana suhu di Western Australia bisa mencapai 40 derajat celcius bahkan lebih. Namun alhamdulilah berubahnya musim, bergantinya hari, bergantinya tahun telah membawa organisasi kami tercinta ini Muhammadiyah Western Australia menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan umat Islam (khususnya Indonesia) di Perth.

Tali persaudaraan dan silahturahim antara rekan-rekan di organisasi ini terjalin dengan baik walaupun tentunya dengan segala kendala dan keterbatasan yang ada. Maklum saat ini sebagian besar yang menjadi anggota adalah pada Mahasiswa dan keluarganya yang berada di Perth khususnya. Warna organisasi juga terasa dengan adanya para sesepuh yang telah menjadi Permanent Resident yang biasa kami singkat PR. Pemandangan ini sangat terasa kental saat acara silaturahim pasca sholat Idul Adha. Kegiatan dilakukan di Synergy Park, Kings Park Botanical Garden.

'Panji' dan sebagian peserta kegiatan, Synergy Park, WA

Berbagai menu umumnya tersedia seperti sate, lontong, kerupuk membuat kerinduan akan masakan Indonesia terobati apalagi beberapa anggota harus meninggalkan keluarganya di Indonesia dengan berbagai macam pertimbangan. Alhamdulilah pada Idul Adha kali ini Muhammadiyah Western Australia meneruskan 'tradisi' menyalurkan qurban dari rekan-rekan yang ada di Western Australia melalui LAZISMU.

Pertemuan selalu diawali dengan pengajian dan tausyiah, di pertengahan musim panas kali ini kami kedatangan Ust. Najib dari Jogyakarta, beliau adalah salah satu da'i yang telah lama berkecimpung di Muhammadiyah. Beliau adalah jebolah Mualimin dan Universitas Gadjah Mada. Kali ini beliau bercerita tentang 'tausyiah tukang sate'. Dengan gaya berceramah yang santai beliau mencoba melakukan flash back saat beliau bertemu dengan tukang sate dan mendapatkan pelajaran yang berharga dari penjual sate tersebut.

Ust. Najib
Beberapa hal yang bisa disarikan dari tausyiah ust. Najib kali ini adalah semua yang didapat adalah dari Allah dan merupakan ujian apakah kita bisa bersyukur akan hal tersebut, dirikanlah sholat walau apapun kondisi kita (berjualan seperti sang penjual sate misalnya), sisihkan rejeki yang dimiliki melalui infaq, sadaqoh.  

Menyimak tausyiah ust. Najib
Pembelajaran mendalam dari arti rasa syukur dari seorang penjual sate terhadap rejeki yang diberikan oleh ALLAH SWT dilakukan dengan menyisihkan sepertiga dari hasil menjual satenya untuk infaq/sadaqoh. Tukang sate tersebut yang notabene tidak lulus SD telah mengaplikasikan rasa syukurnya terhadap rejeki ALLAH dalam bentuk yang sangat sederhana yang tentunya bisa kita pahami dengan mudah. Rasa syukur dalam bentuk yang lebih luas tentunya dikembalikan kepada individu setiap manusia. Jangan sampai hal-hal yang telah kita dapatkan selama ini menjadikan kita hamba yang lupa bersyukur. "Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (QS. Ar-Rahman).

Tausyiah ust. Najib ditutup dengan do'a dan bacaan hamdalah dari semua peserta pengajian. Ketua Muhammadiyah Western Australia, Joni Safaat Adiansyah, yang dalam kesempatan ini didapuk menjadi 'pembawa acara' mempersilahkan peserta pengajian untuk menikmati hidangan makan siang yang telah disiapkan oleh tuan rumah yang biasa dipanggil Mas Widodo. Sholat ashar berjamaah menjadi pamungkas dari kegiatan rutin pengajian bulanan kali ini. -jsa-

No comments:

Post a Comment